Bisakah kamu memilih kebahagiaan?

memilih

poker indonesia Saya hanya menonton sebuah program yang berbicara tentang apakah kita bisa memilih untuk bahagia. Dari tiga tamu tersebut, satu orang menganggap mungkin untuk memilih kebahagiaan dan dua orang mengatakan bahwa tidak mungkin, setidaknya tidak sepenuhnya, untuk memilih kebahagiaan.

Yang menurut saya lebih menarik adalah bahwa dia adalah wanita yang mengatakan bahwa dia merasa sangat bahagia dan dia juga merasa mungkin untuk memilih kebahagiaan. Keduanya yang mengatakan mereka tidak bisa memilih itu, juga mengatakan mereka tidak, dan tidak pernah merasa, merasa benar-benar bahagia. Bukankah ini hampir membuktikan bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan? Mereka yang tidak senang secara alami tidak ingin kebahagiaan menjadi pilihan karena itu berarti mereka melakukan sesuatu yang salah karena mereka belum mencapai tujuan itu.

Selama program saya memperhatikan bahasa tubuh para peserta. Wanita yang bahagia tampak sangat santai dan tersenyum dari dua tamu yang tidak bahagia yang mengaku kebahagiaan bukanlah pilihan. Saya juga melihat perbedaan dalam persepsi kebahagiaan antara kedua kelompok ini. Seorang wanita yang mengira dia tidak bisa memilih untuk menjadi bahagia mengatakan bahwa hari-hari ketika dia bahagia adalah hari-hari tanpa masalah (komputernya tidak macet, tidak ada tagihan yang dibayarkan, dll.). Sebaliknya, wanita yang bahagia mengatakan bahwa dia bahagia bahkan saat dia mengalami masalah karena masalahnya memberi dia kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Saya pikir ini menunjukkan bahwa inilah cara kita melihat apa yang terjadi pada kita dalam hidup yang menentukan betapa bahagianya kita. Karena kita bisa memilih untuk melihat masalah baik sebagai peluang positif maupun sebagai bencana yang menyebalkan, kita juga bisa memilih untuk bahagia.

Wanita yang bahagia mengatakan bahwa dia tidak berusaha untuk menjadi bahagia karena akan membuat kebahagiaan bersyarat (saya akan bahagia saat memiliki pekerjaan baru, rumah yang lebih besar, saya menemukan pasangan yang tepat, dll.). Sebaliknya, ia menemukan kebahagiaan berada pada saat sekarang. Kebahagiaan bukan karena memiliki tapi karena keberadaan.

Kesimpulan saya adalah bahwa adalah mungkin untuk memilih kebahagiaan. Inilah cara kita memilih menafsirkan apa yang sedang terjadi pada kita dan belajar hidup di saat sekarang. Anda bisa memilih untuk bahagia sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *